Senin, 17 Juli 2017

Pada akhirnya saat saat di pembaringan menjelang kematian, kebenaran yang mengandung kegetiran dan kengerian dalam hidup diungkapkan. Banyak kejadian seperti ini, yakni maut yang akan menjemput di ranjang kematian telah menggugah rasa bersalah karena telah mengorbankan begitu banyak nyawa dan menimbulkan dampak dampak kemanusiaan pada begitu banyak manusia di berbagai belahan dunia.

Sumber : http://yournewswire.com/cia-911-wtc7/ CIA Agent Confesses On Deathbed: 'We Blew Up WTC 7 On 9/11'.


Bencana 9/11 atau lebih dikenal sebagai tragedi nine eleven yakni peristiwa rubuhnya World Trade Center telah menarik minat begitu banyak ahli yang mencurigai bahwa peristiwa itu terjadi hanya karena tabrakan sebuah pesawat sipil seperti foto dan video yang beredar beberapa saat setelah kejadian. Mereka berhasil mengumpulkan fakta dan membuat analisa yang sangat detail dan ilmiah untuk mendukung klaim mereka.

Para ahli percaya, bahwa terjadi kejanggalan karena rubuhnya gedung raksasa tersebut begitu 'tertib' jatuh merosot ke bawah mengikuti sebuah pola penghancuran sebuah bangunan yang diledakkan dari dasar dengan perhitungan dan perencanaan yang cermat. Kontroversi tersebut telah berlangsung lama. Dan kini, Mr Malcom Howard, di ranjang ajalnya, mengakui bahwa ia terlibat dalam 'peledakan dengan kendali' atas gedung tersebut. Sehingga itu bukan hanya sebab sebuah tabrakan oleh pesawat sipil yang tidak mungkin menyebabkan runtuhnya bangunan sampai ke 'akarnya'.

Sejarah mencatat bahwa setelah kejadian tersebut, ummat Islam di seluruh dunia menjadi tertuduh, dan mengalami kesempitan ruang gerak dalam kehidupan sipil, ekonomi dan perdagangan karena selalu dikaitkan dengan bahaya terorisme. Di barat berkembang phobia pada muslimin, dan dilakukan profiling atas mereka sebagai musuh kemanusiaan. Peredaran uang dan transaksi ekonomi serta perdagangan yang melibatkan ummat Islam selalu membutuhkan security clearence yang sangat ketat. Mereka diperlakukan berbeda dengan yang lain. Maka terjadilah proses pelumpuhan dan stagnasi berbagai aktivitas sosial, politik, ekonomi dan perdagangan.

Dalam kelumpuhan dan keterbelakangan itulah, imperialisme mengepakkan sayap penjajahannya, meraup semua sumberdaya tanpa melalui suatu proses yang adil dan demokratis. Apa yang terjadi kini di tanah air tidak terlepas dari sebuah proses panjang penyingkiran dan pelemahan tersebut.

Beberapa negara bangsa bisa survive dari tekanan tersebut, sebagian karena daya juang dan determinasi rakyat untuk bangkit dan bertahan, sementara sebagian lainnya karena diizinkan berkembang dalam kendali dan subordinasi pada sistem penjajahan.

Pengakuan Howard bisa saja dibantah karena mereka tidak akan mau menerima kenyataan tersebut, tetapi ia bukan sendirian. Di ranjang ranjang kematian, banyak yang akan mengkonfirmasinya, dan di atas segalanya, Dia tidak akan mengzinkan kebenaran selamanya terkubur dan bisa dipendam. Karena pada akhirnya, semua jati diri kebenaran akan menampakkan wajahnya, baik di dunia maupun akhirat bersama siapa saja yang bertanggung jawab di sana.

Sejarah terlalu banyak menceritakan berbagai peristiwa betapa bagaimana semua kaisar yang agung pada waktunya harus 'pergi' dan bertanggung jawab di hadapan Maha Hidup yang abadi, yang menciptakan dan mematikan manusia dan makhluqNya, sementara Ia tetap berada dalam eksistensi keabadianNya dengan cahaya cintaNya yang agung. (Sayuti Asyathri)

Post a Comment: